Whole problem of Lufthansa

Permasalahannya :
Didirikan pada 1926, dan 1945 di liquidated reborn pada 1953, Lufthansa mewakili karakteristik kekuatan industri Jerman: keandalan, ketertiban dan keunggulan teknis. Mayoritas dimiliki oleh negara Jerman, strategi, dan budaya organisasi adalah suatu amalgam dari orientasi teknis yang kuat, didominasi oleh para insinyur, dengan nilai-nilai birokrasi administrasi publik. Perannya sebagai alat negara yang tercermin dalam nilai-nilai dan kepercayaan: resmi, dan aturan-driven kejur, kuning badge dari Lufthansa dilambangkan kemerdekaan, permanenensi martabat dan berdaulat. Lufthansa adalah operator maskapai penerbangan nasional dari Republik Federal Jerman, BUMN, dan yg tak monolitik.

Deregulasi industri penerbangan yang telah dimulai pada tahun 1978 di Amerika Serikat. Di Eropa, dengan kontras, sementara ada beberapa relaksasi peraturan, lebih dari 1980-an lebih penerbangan masih menjadi milik masing-masing pemerintah nasional, yang terus dikontrol atas kedua rute dan jalur pendaratan di bandara. Namun, pada akhir tahun 1980-an deregulasi muncul setelah dipicu harga kompetisi intensif, ditambah lagi dengan peningkatan lalu lintas udara selama Perang Teluk dan resesi yang berlaku, hal ini menyebabkan overcapacity yang serius bagi dunia penerbangan dan industri, khususnya di Eropa, yang terkena penurunan pasar paling parah. SLF yang pada tahun 1991 turun menjadi sekitar 57 persen di Eropa, dibandingkan dengan seluruh dunia yang rata-rata hanya sekitar 65 persen.

Dalam paruh kedua 1980-an, di bawah kepemimpinan Heinz Ruhnau, Lufthansa telah mengejar keunggulan kebijakan ‘pertumbuhan melalui kekuatan sendiri’. Berdasarkan keyakinan bahwa hanya penerbangan terbesar akan bertahan di era persaingan global, Ruhnau telah berkomitmen untuk penerbangan armada ekspansi cepat untuk menangkap pasar. Pada saat Jürgen Weber ditunjuk sebagai CEO pada tahun 1991, Lufthansa telah diperbesar dengan ditambahkannya beberapa armada 120 pesawat terbang ke 275. Masalahnya adalah fasilitas dan kinerja Lufthansa tidak sebanding dengan kapasitas dan layanan yang ditawarkan.

Tetapi hasil di paruh kedua 1991 dan pada awal 1992 juga jatuh di bawah ekspektasi. Meskipun kesadaran yang serius krisis mulai menyebar pada awal 1992. Lufthansa begitu terfokus pada pertumbuhan sebagai rute untuk keberhasilan kerja yang terus meningkat selama enam bulan pertama tahun. “Bahkan ketika krisis menjadi sangat jelas”, Jochen Hoffman, Lufthansa Senior Vice President, mencatat, “orang-orang masih berpikir:” Kami adalah Jerman Airline Perusahaan, BUMN dan prestasi organisasi. Mereka tidak akan membiarkan kita mati ‘. ” tetapi pihak luar tidak begitu yakin. Weber, selama empat belas hari mencari pinjaman ke beberapa bank swasta tetapi bank swasta tidak ada yang mau dikarenakan setelah melihat penurunan yang dialami oleh Lufthansa. Hanya satu lembaga milik negara yang mau meminjamkan uangnya kepada Lufthansa dan itu digunakan untuk membayar gaji para karyawannya.

Ada 3 masalah yang ada di lufthansa
1. Saat lufthansa mengalami krisis yang saat itu memang bukan lufthansa saja yang terkena krisis, tetapi hampir semua perusahaan yang ada di jerman kena juga, masalahnya adalah pihak Lufthansa terlambat untuk mencari jalan keluarnya dan semua karyawannya masih berfikir “kita ini perusahaan negara, negara tidak akan membiarkan kita tutup” hal ini membuat para karyawan tidak terpacu untuk meningkatkan kinerjanya dalam perusahaan.

2. Lufthansa juga merupakan perusahaan yang dipegang 2 negara jerman dan amerika hal ini juga menyebabkan masalah tersendiri karena 2 negara tersebut memiliki pemikiran yang berbeda dan budaya bisnis yang juga sangat berbeda.

3. Saat Lufthansa telah diperbesar dengan ditambahkannya beberapa armada 120 pesawat terbang ke 275. Masalahnya adalah fasilitas dan kinerja Lufthansa tidak sebanding dengan kapasitas dan layanan yang ditawarkan.

disamping adanya masalah deregulasi industri penerbangan yang telah dimulai pada tahun 1978 di Amerika Serikat dan juga dirasakan di Eropa dengan kontras

Langkah-langkah menurut kami yang harus diambil adalah :

1. Semua karyawan harus di rubah cara pemikiran-nya agar bisa termotivasi daya kerja mereka. Pemikiran kami adalah bagaimana bila Lufthansa tidak dipegang sepenuhnya oleh Negara. Jadi yang kami sarankan dalam kasus ini, Lufthansa harus menjual sebagian sahamnya kepada orang luar, sehingga perusahaan ini tidak menjadi sepenuhnya milik negara. Lalu memberikan notification kepada seluruh karyawan bahwa perusahaan tidak sepenuhnya milik negara lagi, sehingga ada kemungkinan perusahaan bisa di tutup dan para karyawan pun diharapkan dapat termotivasi sehingga dapat merubah pola pikir mereka.

2. Lufthansa dihadapkan kepada suatu tantangan perbedaan yang harus dihadapi. Benturan budaya dan pemikiran terus berlangsung. Akan teapi dengan menyatukan pikiran, bisa dipastikan dapat melalui situasi tersebut. Sudah saatnya kedua belah pihak membuka ruang persamaan serta memperkecil nilai-nilai yang berbeda. Ini semua dilakukan agar mempunyai misi dan strategi perusahaan yang sama untuk meningkatkan efektivitas perusahaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *